Pages

Rabu, 17 April 2013

Maqashid Syar’iyah (Metodologi Penetapan Hukum Islam yang digadang-gadang Masa Kini)

Islam bukanlah sekedar agama, bukan sekedar aturan-aturan tentang cara peribadatan, Islam adalah salah satu model pendekatan baru yang diharapkan mampu membawa manusia kepada suatu kemajuan yang mengedepankan Moral dan Spiritual tanpa meninggalkan Ilmu Pengetahuan, hal ini sesuai dengan tujuan pertama Islam diturunkan ke muka Bumi “Rahmatan li al-’Alamin” Tadi Siang, saya mendapatkan mata kuliah “Maqashid Syari’ah” dalam asuhan Dr. Arwani Syaerozi di Ma’had Aly al-Hikam al-Salafiyah Babakan Ciwaringin Cirebon, membahas makalah oleh teman Saya M. Reza Dzulkifli Syakir (Sukabumi) dan M. Ihyak (Gunung Kidul) dengan judul Makalah “Sejarah Maqashid Syari’ah”. Istilah Maqashid Syar’iyah -ada yang menyebutnya dengan Maqashid Syari’ah- adalah istilah yang spirit dan embrionya sudah ada sejak Masa Nabi Muhammad SAW, Tabi’in, dan Aimmah Fiqh kemudian baru dikaji secara mendalam oleh Imam Al-Syathibi dalam Muwafaqatnya, beliau juga dianggap sebagai Bapak Maqashid, walaupun dalam kajiannya beliau dianggap tidak bisa menjadikan Maqashid sebagai suatu metode penetapan hukum tersendiri oleh Ibnu Asyur. Baru pada abad ke 14, Maqashid Syari’ah mempunyai posisi tersendiri, sehingga bisa dimungkinkan untuk dijadikan sebagai suatu pendekatan tersendiri dalam penetapan Hukum Islam, hal ini dipelopori oleh Ibnu ‘Asyur dengan bukunya Maqashid al-Syari’ah al-Islamiyyah. Di dalam buku ini Ibnu ‘Asyur memilih untuk mengembangkan apa yang telah dibangun oleh al-Syathibi dalam Muwafaqatnya, Ibnu ‘Asyur melengkapi apa yang telah dimulai oleh al-Syathibi dengan membagi buku ini ke dalam tiga pembahasan, pertama, beliau memulai dengan memberikan pengukuhan dan penetapan Maqashid dalam Urgensinya, metodenya, hirarkinya dan bahaya meninggalkannya, kemudian beliau menyusulnya dengan menjelaskan tentang Maksud Syari’ah secara global, kemudian yang terakhir beliau melengkapi bukunya dengan menjelaskan Maqashid Syari’ah (Maksud Syari’at) dalam masalah Mua’amalah secara khusus. sedangkan untuk masalah Ibadah beliau menyajikannya dalam bukunya yang lain “Ushul an-Nidzam al-Ijtima’i fi al-Islam”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar