Setiap
orang di dunia ini diciptakan mempunyai cara pandang masing-masing, setiap
orang punya cara tersendiri untuk memahami sesuatu. Perbedaan ini diantara
banyak hal yang menjadikan setiap orang harus mempunyai pendapat dan sensasi
yang berbeda pada suatu hal yang sama.
Contoh
gampangnya “Buku”, bagi anak SD, buku hanya merupakan sesuatu beban yang harus
diselesaikan untuk dipelajari, bagi anak SMA, buku mulai mempunyai daya Tarik
tersendiri dengan banyaknya model buku yang ia temui, berbeda lagi bagi anak
kuliahan, buku merupakan teman mengisi waktu luang, berbeda lagi jika
ditanyakan ke masyarakat umum, buku bias jadi suatu yang menjengkelkan. Ketika
saya memberi contoh ini pun masih merupakan salah satu contoh dari perbedaan
cara pandang itu sendiri, Karena tiap orang mempunyai cara pandang
masing-masing terhadap sesuatu yang ia temui.
Ada
banyak hal yang menjadikan orang memiliki cara pandang yang berbeda beda. Di antaranya
adalah, seberapa banyak buku bacaan seseorang, seberapa banyak interaksi seseorang
dengan lingkungannya, seberapa banyak masalah yang telah dialaminya, seberapa
banyak tempat yang telah dikunjunginya dan alasan-alasan lain baik internal
maupun eksternal.
Dulu
waktu saya MI, Saya beranggapan
bahwa Orang baik akan masuk Surga dan Orang Jahat akan masuk Neraka. Hidupku
dibayang-bayangi oleh posisi antara surge dan neraka.
Waktu saya MTs, saya beranggapan bahwa jika
kita mentaati orang tua dan menghormatinya, kita akan benar-benar menjadi orang
yang mulia di dunia dan di akhirat.
Waktu saya MA, karena banyaknya pengetahuan
yang masuk silih berganti, menjadikanku beranggapan bahwa Islam adalah Agama
yang penuh dengan Ilmu pengetahuan.
Waktu S1, Saya menganggap Islam adalah agama
yang sangat berpihak kepada semua kalangan, tidak ada diskriminasi, mungkin
karena dosen-dosenku waktu itu adalah para Ilmuan yang sangat menghormati
perbedaan.
Sekarang, saya beranggapan bahwa Islam adalah Rahmat,
Perdamaian. Dan Islam adalah perdamaian itu sendiri, tidak seorangpun memeluk
Islam kecuali dia berada dalam kedamaian, hati, Fikiran, Jiwa, Raga dan
lingkungan.
Semoga keislaman kita bukan keislaman klaim,
tapi keislaman utuh, penyerahan diri kepadanya dengan usaha semaksimal mungkin
mendamaikan jiwa untuk bisa bertemu dengannya dalam segala perbuatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar