Pages

Senin, 17 Juni 2013

KH Mahsuli Effendi

Tahun 2005 Tepatnya, aku mulai mendengar nama beliau, akhirnya aku pun melihatnya secara langsung ketika aku mengikuti acara MOS di MA Matholi'ul Anwar.
Beliau Tinggi, Kekar, Gagah, Putih dan Berwibawa, beliau ahli bela diri, menurut omongan beberapa santri senior ketika aku mulai mondok pada Agustus 2005.
Pada Awalnya, aku hanya kagum dan terkesima dengan Pakaian dan Imamah beliau yang menjadi ciri khas beliau, mungkin karena wejangan-wejangan beliau ketika membuka MOS, masih banyak mempunyai kemiripan dengan wejangan Kyai-kyaiku di Desa,
Namun pada akhirnya saya tidak bisa menyembunyikan kekaguman dan Cintaku kepada beliau dengan banyaknya kelebihan, ketawadlu'an, kebijaksanaan, keilmuan dan pengalaman yang Allah fadlalkan kepada beliau. Allah Yarham.
Selanjutnya aku pun Mondok (Ceritanya bisa di simak di sini) di PP Matholi'ul Anwar, di bawah asuhan beliau, KH Mahsuli Effendi. dan pada tahun pertama, kesehatan beliau masih sangat mendukung untuk melakukan banyak aktifitas, dari menjadi Imam Sholat Shubuh, Maghrib dan Isya' secara rutin, kecuali udzur. Dluhur dan Ashar pun beliau sering menjadi Imam, namun karena kadang santri sering molor ketika adzan dluhur, akhirnya yai pun sering tidak mengimamki kita, karena beliau telah menunaikannya, selain itu beliau juga rutin memberi pengajian setelah shubuh dan  setelah Isya pada tiap harinya.
Setelah Shubuh beliau Mengajar para santri pada tingkat Musyawirin (Anak MAK dan lulusan Diniyyah) Kitab Fathu Rabb al-Bariyyah dengan diselingi Nadzam Alfiyah dan Maqshud, selain itu juga mengajar Tafsir  karangan Jalalain al-Suyuthi dan al-Mahalli.
Setelah Isya' Beliau Membaca Kitab Kifayatul Akhyar Syarh Matn Abi Syuja' yang berjumlah dua jilid, namun pada tahun ke dua, beliau akhirnya tidak meneruskan pengajian kitab Kifayatul Akhyar ini karena alasan penglihatan sudah mulai kabur karena usia, akhirnya pengajian diganti dengan Kitab Jawahirul Bukhari, Kitab yang berisi pilihan-pilihan Hadits dari Kitab Shahih al-Bukhari.
Selain itu, Beliau juga mempunyai Jadwal mingguan, yaitu malam selasa dan Jum'at pagi. Jum'at pagi diisi dengan pengajian Mukhtar al-Ahadits dan Malam Selasa diisi dengan Kitab "???"
Selain Kitab-kitab di atas beliau juga sering menyelingi pengejian dengan memberikan rujukan kepada Kitab seperti I'anatut Tholidin dan Durrotun Nasihin, dan yang paling membuatku bertamba kagum dan mencintai beliau adalah beliau mempunyai banyak hal yang menurut saya tidak saya temukan pada sosok selain beliau pada usia saya di masa itu.
Dalam menjelaskan suatu keterangan baik itu berupa keterangan Fiqh, Hadits, Nahwu, Akhlak dan lain sebagainya, beliau selalu menyitir banyak hadits, Syi'r dan juga Kaidah-kaidah baik fiqhiyah maupun ushuliyah, sehingga saya haus dan tidak pernah bosan untuk mengikuti pengajian beliau.
Setiap kali mengikuti pengajian beliau, saya selalu berusaha memanfaatkan momen bersama beliau, saya selalu memperhatikannya walau kadang juga tertidur, terutama pengajian setelah shubuh, apapun yang beliau sampaikan sering saya catat di pinggir kitab atau saya tulis dikertas yang saya selipkan di kitab sebagaimana anjuran beliau.
Beliau sangat memperhatikan santri yang diajarnya, misalkan setelah shubuh ada yang tidak hadir, beliau langsung memanggilnya, dan memberinya absen ketika tidak hadir, kemudian pada pertemuan berikutnya beliau menanyakan alasan ketidak hadiran.
Ada hal yang sangat diingat oleh para santri masa itu adalah ketika beliau bergurau untuk mencairkan suasana dengan memberikan contoh kasus atas materi yang beliau sampaikan, sehingga bisa menancap dan berkesan sampai sekarang.
Beberapa pesan beliau diantaranya (Selain yang saya sebutkan masih ratusan) :

  1. سنن الترمذى (7/ 155) لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا
  2.  (Tentang Menghormati Orang Tua dan Menyayangi yang lebih muda)
  3. قليل قر خير من كثير فر  (Tentang Istiqamah)
  4. من حمى حول الحمى يوشك أن يقع فيه (Tentang Menghindari Syubhat)
  5. { وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ} [التوبة: 122] (Tentang Mencari Ilmu)
  6. سنن الترمذى (4/ 404) لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
  7.  (Tentang Larangan Pacaran)
  8. سنن النسائي (3/ 347) صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ عَلَى صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
  9.  (Tentang Berjamaah)
  10. سنن الترمذى (1/ 41) لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
  11.  (Tentang Siwak)


Bersambung...