Ada seorang anak bernama Ghadhib dia mempunyai sifat pemarah dan suka menyakiti orang lain, setiap harinya dia pasti gatal kalau tidak menyakiti orang lain, suatu hari setelah dia mengikuti pengajian dari seorang Kiai di Masjid, dia tersadar bahwa menyakiti orang lain adalah hal yang sangat dibenci Allah,
kemudian pada hari berikutnya ia berkunjung ke rumah sang Kiai dan bertanya :
kemudian pada hari berikutnya ia berkunjung ke rumah sang Kiai dan bertanya :
Ghadhib : Pak, saya adalah anak yang nakal, sehingga tiada hari bagiku tanpa menyakiti orang lain, tapi setelah saya mengikuti pengajian anda saya sangat ingin menghilangkan sifat jelek tersebut dari diri saya
Kiai : Kalau memang kamu benar-benar ingin menghilangkan sifatmu yang jelek itu dengan sungguh-sungguh, begini, setiap kamu marah tancapkan paku di pagar rumahmu, dan setiap kali kamu mampu menahan marahmu dalam sehari cabutlah satu paku dan begitu seterusnya, kalau sudah tidak ada paku di pagarmu pergilah kesini lagi, bagamaiana? mengerti?
Ghadhib : mengerti Pak Kiai
Pada hari berikutnya si Ghadhib menuruti perintah sang Kiai, setiap kali dia marah dia tancapkan satu paku, dan jika dalam sehari ia tidak marah ia cabut satu paku, sehingga tibalah waktu dimana paku2 yang telah ia tancapkan tercabut seluruhnya.
Kemudian esok harinya ia pergi berkunjung ke rumah sang Kiai pada kali ke dua, pak kiai langsung menegur :
Kiai : sudah kesini berarti sudah tidak ada paku di pagarmu?
Ghadhib : sudah tidak ada pak Kiai
Kiai : bagaimana perasaanmu sekarang
Ghadhib : mendingan Pak yai, saya sekarang sudah bisa mengendalikan kemarahanku
Kiai : tapi jangan bangga dulu, kamu masih ingat bagaimana keadaan pagar kamu sebelum kamu tancapi paku dan sesudahnya?
Ghadhib : masih kiai
Kiai : trus apakah keadaan pagarnya sama ketika sebelum kamu tancapi dan sesudah kamu tancapi paku?
Ghahib : tidak kiai
Kiai : tidak bagaimana?
Ghadhib : sesudah pogar saya tancapi paku pagar tersebut berlubang-lubang kiai
Kiai : Nah...itu dia, jadi bagaimanapun kamu mengubah sikapmu dari pemarah menjadi penyabar, orang kamu sakiti pasti terbekas di hatinya rasa sakit, kamu tahu bagaimana menghilangkannya?
Ghadhib : tahu kiai
Kiai : bagaiamana?
Ghadhib : meminta maaf kiai
Kiai : betul...betul..betul... tapi bukan cuma minta maaf lho.... kamu harus bisa menjadikan orang yang kamu sakiti itu senang, jika kamu bisa bererti bekas pakuanmu juga akan hilang, namun diakui atau tidak pagar yang telah kamu cat sehingga tak terlihat, kamu akan tetap mengatakan di dalam hatimu bahwa pagar tersebut pernah kamu tancapin paku, begitu juga dengan paku tersebut, dia akan tetap merasa mengatakan bahwa yang melukaiku adalah kamu, walaupun hanya didalam hati karena kamu telah mengecatnya dengan membuatnya senang.
dari kisah diatas jelaslah bahwa kemarahan dengan menyakiti orang lain adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah, walaupun sudah tidak tampak, tapi sebenarnya orang yang tersakiti tetap mempunyai luka karena kita sikiti, jadi mari kita saling menjaga perasaan ornag lain, jangan kita saling menyakiti baik lahir maupun batin...... OK.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar