Pages

Minggu, 19 Mei 2013

Pemikiran M. Natsir


1.      Agama tidak dapat dipisahkan dari negara. Ia menganggap bahwa urusan kenegaraan pada pokoknya merupakan bagian integral risalah Islam.
2.      Cita-cita hidup seorang Muslim di dunia ini hanyalah ingin menjadi hamba Allah agar mencapai kejayaan dunia dan akhirat kelak, dan Untuk Mencapai Tujuan Ini Allah telah memberikan Aturan aturan yang pada akhirnya dalam merealisasikan aturan ini dibutuhkan sebuah Suatu Lembaga yang mengikat, dalam hal ini yang dimaksud adalah Negara
3.      Ketidakfahaman terhadap negara Islam, negara yang menyatukan agama dan politik, pada dasarnya bersumber dari kekeliruan memahami gambaran pemerintahan Islam.
4.      Pada masa pemerintahan para sultan dan kekhalifahan Usmaniyah terakhir bukanlah negara atau pemerintahan Islam, sebab para pemimpinnya menindas dan membiarkan rakyatnya bodoh dengan memakai Islam dan segala bentuk ibadah-ibadahnya sebagai tameng belaka.
5.      Negara bukanlah tujuan akhir Islam melainkan hanya alat merealisasikan aturan-aturan Islam yang terdapat dalam Alquran dan sunah
1.      Yang menjadi syarat untuk menjadi kepala negara Islam adalah, “Agamanya, sifat dan tabiatnya, akhlak dan kecakapannya untuk memegang kekuasaan yang diberikan kepadanya, jadi bukanlah bangsa dan keturunannya ataupun semata-mata inteleknya saja.”
2.      Islam adalah suatu pengertian, suatu paham, suatu begrip sendiri, yang mempunyai sifat-sifat sendiri pula. Islam tak usah demokrasi 100%, bukan pula otokrasi 100%,
3.      “Islam tidak kenal kepada ‘Kepala Agama’ seperti Paus atau Patriarch. Islam hanya mengenal satu ‘Kepala Agama’, ialah Muhammad Rasulullah saw. Beliau sudah wafat dan tidak ada gantinya lagi untuk selama-lamanya. ‘Kepala Agama’ yang bernama Muhammad ini telah meninggalkan satu sistem yang bernama Islam, yang harus dijalankan oleh kaum muslimin, dan harus dipelihara dan dijaga supaya dijalankan ‘kepala-kepala keduniaan’ (bergelar raja, chalifah, presiden, atau lain-lain) yang memegang kekuasaan dalam kenegaraan kaum muslimin. Sahabat-sahabat Nabi yang pernah memegang kekuasaan negara sesudah Rasulullah saw. seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali tidaklah merangkap jadi ‘Kepala Agama’. Mereka itu hanyalah ‘kepala keduniaan’ yang menjadikan pemerintahannya menurut aturan yang telah ditinggalkan oleh ‘Kepala Agama’, yaitu oleh Muhammad Rasulullah yang penghabisan itu, lain tidak!”
4.      mengimbau kepada kaum muslimin agar dalam masalah persatuan dan pemisahan agama dan negara ini tidak menjadikan “sejarah menjadi ukuran” kebenaran terakhir
1)      pendidikan harus berperan sebagai sarana untuk memimpin dan membimbing agar manusia yang dikenakan sasaran pendidikan tersebut dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani secara sempurna.
2)      pendidikan harus diarahkan untuk menjadikan anak didik memiliki sifat-sifat kemanusiaan dengan mencapai akhlak karimah yang sempurna.
3)      pendidikan harus berperan sebagai sarana untuk menghasilkan manusia yang jujur dan benar.
4)      pendidikan agar berperan membawa manusia agar dapat mencapai tujuan hidupnya, yaitu menjadi hamba Allah SWT.
5)      pendidikan harus menjadikan manusia yang dalam segala perilaku atau interaksi vertikal maupun horizontalnya selalu menjadi rahmat bagi seluruh alam.
6)      pendidikan harus benar-benar mendorong sifat-sifat kesempurnaannya dan bukan sebaliknya, yaitu menghilangkan dan menyesatkan sifat-sifat kemanusiaa
1)      Menjadi hamba Allah yang sebenarnya;
2)      mencapai kesejahteraan hidup dunia dan akhirat.
Konsep dasar dari kurikulum yang dijalankan oleh M. Natsir adalah konsep pendidikan yang integral, universal dan harmonis. Konsep pendidikan yang integral ini maksudnya adalah pendidikan yang tidak mengenal dikotonomi antara pendidikan umum dan agama, antara urusan dunia dan akhirat, dan antara badan dan roh. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan visi tersebut, yaitu kurikulum yang selain berisi ilmu-ilmu fiqih, ushul fiqih, dan tafsir, juga berisi ilmu pengetahuan yang mencakup ilmu bumi, ilmu falak, ilmu hitung, ilmu sejarah, ilmu jiwa, kedokteran, pertanian, biologi, sosiologi, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan manusia dalam rangka mempertinggi derajatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar