مبا دى التطبيق الحكم الا سلا م
Prinsip-prinsip dalam menetapkan dan mengundangkan Hukum Islam harus mempertimbangkan hal-hal :
1. البا عث والهد ف
Motivasi dan Tujuan
Bila ditetapkan suatu hukum dan dikaitkan dengan eksistensi manusia sebagai subjek hukum, maka bisa dilihat dari niatnya. Niat menjadi motivasi dan unsur pokok dalam melaksanakan syariat.
الا مو ر بمقصد ها
انما اعما ل با النيا ت
Dalam melaksanakan syariat Islam niat dan motivasi merupakan barometer atau neraca untuk memperhitungkan nilai-nilai kwalitatif dalam aktivitas manusia.
Niat dan motivasi juga menjadi barometer terhadap pelanggaran dari larangan syariat.
2. الا متزا ج و الا متصا ص
Selektif dan steril
Pelaksanaan dan penerapan hukum Islam dapat berintegrasi dengann kehidupan masyarakat, namun bersifat selektif dan steril dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip pokoknya.
العا دة الصا لحة
الفا سد ة
3. الا نسا نية وا لمسا وة
Humanis dan Persamaan
Dalam penerapannya hukum Islam berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan dan persamaan dalam struktur kehidupan masyarakat.
النا س سوا سيه كا سنا ن المشط
ان اكر مكم عند الله اتقا كم
لو سر قت فا طمة بنت محمد لقطعت يدا ها (الحد يث)
4. الوحد ة والا خوة
Persatuan dan Persaudaraan
المسلم للمسلم كا البنيا ن يشد بعضه على بعض
Aplikasinya terjaminnya persatuan dan persaudaraan antara lain tercermin dan bermuara dari ayat-ayat dari nash yang mengaktualisasikan nilai-nilai keadilan.
Al-Maidah ayat (45) :
• • •
“Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.”
5. الحر ية والمسؤ لية
Kabebasan dan Tanggungjawab
Manusia itu memiliki kebebasan tapi juga pertanggung jawaban dalam aspek kehidupannya. Manusia mempunyai kebebasan dan harus selaras dengan ketentuan nash-nash.
حر ية المرئ محدودة بحر ية غيره من البشر
مقا صد الحكم الاسلا مي
(Tujuan Hukum Islam)
Tujuan Hukum Islam secara subtansif tercermin dalam pernyataan al-silabi, bahwa tujuan hukum islam
منع المفا سد من دنيا النا س و جلب المصا لح لهم و سيا سة الد نيا لهم با الحق والعدل والخير, و تو ضيح معا لم الط ريق اما م العقل البشر ى الصحيح
Mencegah kerusakan dalam kehidupan manusia, dan mendatangkan kemaslahatan bagi mereka, mensiasati urusan dunia ini dengan berpihak kepada kebenaran, keadilan, kebaikan, serta memperjelas sarana yang harus ditempuh sesuai dengan landasan logika yang benar.
Mencakup 5 hal :
1. تهذ يب النفس
1. Mendidik Jiwa
Berbagai aturan dalam Islam, mengarah untuk mendidik jiwa manusia sebagai individu agar memnjadi sumber kebajikan bagi dirinya/masyarakatnya.
- تهذ يب الفر د ليستطيع ان يكو ن مصدر خير لجما عته ولنفسه
Konsep A-Nafs Ibnu Sina
- النفس النبا نية الغا ذ ية (nutrition/ makan)
المنمية ( growth/tumbuh)
- النفس الحيوا نية الغا ذ ية ((nutrition/ makan
المنمية ( growth/tumbuh)
المحر كة ( locomotion/bergerak)
المد ر كة (perception/ menangkap)
- اانفس النا طقة النظر ية ( berhubungan dengan yang abstrak )
العا ملة (berhubungan dengan jasmani )
Daya kemampuan manusia lebih dari nabatiyah dan hayawaniyah
2. تز كية العبا د
2. Mensucikan Manusia
Berbagai aturan hukum dalam Islam yang bermaksud untuk menuntun manuasia ke arah kebajukan dan membersihkannya dari kesalahan dan dosa.
Surat al- Fajr : 30
• • • •
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku.”
3. ا قا مة العد ل ( العدا لة الفر دية والعدا لة الاجتما عية )
3. Menegakkan Keadilan
Syariat Islam tidak melakukan perbedaan dalam menerapkan hukum atau sanksi hukuman, serta tidak memandang status sosial dalam penerapannya, setiap individu dipandang sama dengan mencari keadilan.
Surat Al-Maidah ayat 8
• •
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Al-Maidah Ayat 45
• • •
“Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.”
4. تحقيق المصا لح
4. Merialisir Maslahah
Merialisir maslahah mencakup “Maslahah Dharuriyah”, “Maslahah Al-Hajiyah”, “Maslahah Tahsiniyah”.
الا صل فى المعا ملا ت و تحقيق مصا لح النا س والا لتفا ت الى العلل
ولا سبا ب والظروف التى هي منا ط الحكم
5. سعا د ة الدارين
5. Merealisir kebahagian dunia dan akhirat.
Dalam urusan duniawi tercermin dalam aturan-aturan yang disebut.
الاحكا م المتعلقة بتصرفا ت النا س فى شؤ نهم الد نيا و ية
- الجا نب الا نسا نى ( Aspek Insan )
Termasuk perubahan dalam kaitan kehidupan manusia secara individu maupun kolektif : nikah, hadhonah, poligami, talak/rujuk, iddah, dsb.
- الجا نب الا قتصا د ( Aspek Ekonomi )
Aspek ekonomi klasik dan kontemporer
Aspek ekonomi klasik : jual beli, sewa menyewa, gadai, riba, syariah, dsb.
Aspek ekonomi kontemporer : bursa efek, perbankan syariah, E-elektronik, saham, danareksa, dsb.
- الجا نب الجزائى ( Aspek Upaya/pembalasan hukum)
Seperti masalah hudud, qishas, diyat dan takzir.
- الجا نب السيا سى dan pemerintahan ) (Aspek politik
- الجا نب التنفيذى ( Aspek pelaksanaan )
Maksudnya aspek realisasi agama secara utuh dalam bidang horizontal (muamalah ammah) dan bidang vertikal (ubidiyah).
المصا لح الخمسة
- المحا فظة على مصلح الدين
- المحا فظة على مصلح العقل
- المحا فظة على النسل
- المحا فظة على مصلح النفس
- المحا فظة على الما ل
قوا عد الا حكا م الا سلا مى
KAIDAH HUKUM ISLAM
Para Mujtahid dalam berijtihat harus menguasai perangkat ijtihat
مصا در الحكم المتفق عليها ( Sumber Hukum yang sudah disepakati )
( القر ان- السنة – اجما ع- قياس )
مصا در الحكم المختلف فيها ( Sumber Hukum yang masih diperdebatkan )
استحسا ن- استصحا ب – شد الد ريعة- احوال اهل للمدينة- العرف- فتوى الصحبة- مصلحة المرسلة
Pentingnya kaidah bagi para Mujtahid sebagai pegangan umum dalam mengistimbatkan hukum.
Sedang proses krestalisasi قواعد الاحكام mengalami waktu yang cukup panjang melalui metode induksi dan deduksi.
- اليقين لا يزا ل با الشك
- المشقة تجلب التيسير
- الضرر يزال
- العا دة محكمة
- الحا جة تنز ل منزلة الضرورة عا مة كا نت او خا صة
اليقين لا يزا ل با الشك
Keyakinan itu tidak dapat dihapus oleh keraguan.
Salah seorang diantara kamu meragukan seholatnya, berupa rakaat yang telah dikerjakannya, maka hendaklah mereka membuang keragu-raguan itu.
المشقة تجلب التيسير
Kesukaran itu menarik kemudahan
Surat Al-Baqarah ; 185
- ...
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”
- بعثت با الحنيفية السمحة
Aku diutus oleh Tuhan membawa Agama yang penuh kecenderungan ke arah toleransi.
الضرر يزال
Kemadharatan itu harus dilenyapkan
•
لا ضرار ولا ضرار ( Tidak ada bahaya dan tidak pula membahayakan )
العا دة محكمة
Adat kebiasaan itu ditetapkan sebagai hukum
ما راى المسلمو ن حسنا فهو عند الله حسن ( رواه احمد)
Harus dibedakan antara al-“Adah al- Shalihah dan al-‘adah al – fasidah
الحا جة تنز ل منزلة الضرورة عا مة كا نت او خا صة
Kebutuhan itu ditempatkan pada tempat darurat baik kebutuhan itu bersifat umum atau khusus.
Orang laki-laki boleh berhadapan dengan wanita yang bukan mahramnya dalam muamalah sehari-hari (jual beli, dll)
Pemerintah boleh menetapkan harga suatu barang, untuk menghindari spekulasi.
TIPOLOGI MUJTAHID
انوا ع المجتهدى :
1. مجتهد مطلق مستقل ( independen )
2. مجتهد منتسب ( beratifikasi )
3. مجتهد فى المذهب ( mujtahid ikut kaidah mazhab)
4. مجتهد مرا جح (membandingkan dan melakukan tarjih )
SUMBER HUKUM MUJTAHID
Abu Hanifah ( 80-150 H/696-767 M )
- Al-Quran, Sunnah, Fatawa Sahabah, Istihsan, Urf.
Imam Malik ( 93-179 H/712-789 M )
- Al-Quran, Sunnah, Ijma’, Fatawa Sahabah, Istislah, Syaddudariah.
Imam Syafii (150-204 H/767-822 M)
- Al-Quran, Sunnah, Ijma’, Fatawa Sahabah, Istislah, Qiyas, Istihsan.
Ahmad Ibn Hanbal (164-241 H/778-855 M)
- Al-Quran, Sunnah, Ijma’, Fatawa Sahabah, Istislah, Qiyas, Istihsan, Syaddudariah.
I. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan dalam berijtihad :
1. Berkaitan dengan aspek sumber dalil :
a. Perbedaan pilihan ayat/hadits yang dipergunakan sebagai sumber hukum.
b. Ada riwayat hadits yang sampai kepada ulama’ tertentu dan tidak sampai kepada ulama lainnya.
c. Perbedaan kriteria pada penilaian hadits serta kwalitasnya.
d. Perbedaan kesimpulan dalam melakukan tarjih atau adanya dua informasi dalil yang berbeda.
e. Perbedaan penggunaan nasah dan mansuh antara teks yang kandungannya bertentangan.
f. Perbedaan menggunakan sumber dalil di luar nas.
II. Faktor yang berhubungan dengan karakteristik linguistik.
a. Adanya kata yang memiliki dua atau lebih arti denotatif (al ma’na al haqiqi ).
b. Perbedaan pendapat tentang kebolehan menggunakan makna konotatif (al –ma’na majasi)
c. Perbedaan porsi penggunaan kaidah kebahasaan.
d. Perbedaan persepsi tentang kekuatan mengikat dari bentuk pesan.
الامر يد ل على الوجوب - الامر يد ل على السنة
III. Kondisi lingkungan dan perkembangan sosial di mana mujtahid hidup dan berkarya, faktor tersebut sangat mempengaruhi ijtihadnya.
IV. Perbedaan karakteristik pribadi seorang mujtahid dalam wawasan sosial dan alam pikiran. Hal itu menjadi faktor berpengaruh luas karena membawa implikasi perbebdaan sudut pandang, jangkauan nalar sosial, prioritas, agenda garapan, pilihan metode dan pendekatan serta proporsi penggunaan pertimbangan ratio dalam menyimpulkan sebuah ketentuan umum.
نو ع الاجتها د : بيا ن الحكم
استنبط الحكم
تطبيق الحكم
( Ijtihat Tathbiiqal Hukmi ini adalah ijtihat dari level teoritik ke level praktek )
الادلة التفصيليه Obyek Ilmu Fiqih
احكام الشرعية العملية
افعا ل المكلفين
العمو دية الا فو قية
عبا د ة احوال الشخصية
( معا ملة, سيا سة و اقتصا دية , جنا ية احكا م المرا فعات)
- الاصل فى العقو د رضى المتعا قد ين و مجيبها هو ما هو جباه على انفسهما باالتعاقد.
-
- Prinsip dasar dalam nelakukan transaksi adalah adanya kerelaan kedua pihak, dan keharusan akibat hukum (yang timbul) dari transaksi tersebut juga didasarkan atas tuntutan yang telah disepakati mereka bersama.
- الاصل فى العقود والمعاملا ت الصحة حتى يقوم الدليل على البطلان والتحريم.
- الاصل فى الاشياء الاباحة حتى يدل الدليل على التحريم.
Lima “Sistem Hukum” yang berkembang dan hidup di dunia.
1. Sistem Hukum Islam.
2. Sistem Hukum Common Law.
3. Sistem Hukum Civil Law.
4. Siatem Hukum Adat yang berlaku di negara-negara Asia dan Afrika.
5. Sistem Hukum Sosialis atau komunis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar