A. Penggunaan Dlomir
Pada dasarnya Dlomir sering digunakan mempersingkat kata,
dia berfungsi menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak dan menempati
kata-kata itu secara sempurna, tanpa merubah makna dan tanpa pengulangan.
Misal dlomir هم pada ayat أَعَدَّ
اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا, dlomir هم ini telah mnggantikan dua puluh
kata, yaitu :
إِنَّ
الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ
وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ
وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ
وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ
كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Macam-macam marji’ dlomir yang umum digunakan dalam
Al-Qur’an, diantaranya:
1) Marji’ dlomir yang jatuh
sebelum Dlomirnya dan sesuai lafadz dan waqi’nya, seperti: وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ
2) Marji’ Dlomir yang jatuh seblum
dlomir dan sesuai dengan kandungannya, seperti : أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
Macam-macam Marji’ dlomir yang kadang-kadang ditemukan
dalam Al-Qur’an, diantaranya:
1) Jatuh tepat sesudah dlomir,
seoerti : قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
2) Jatuh sesudah Dlomir namun
tidak langsung, seperti : فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى
3) Marji’ dlomir tidak disebutkan,
tetapi sudah bisa dipahami secara pasti, seperti فَلَوْلا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ
4) Marji’ dlomir tidak disebutkan,
tetapi bisa difaham melalui konteks kalimat, seperti : كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
5) Marji’ dlamir hanya lafadznya
bukan maknanya, seperti: وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلا يُنْقَصُ
مِنْ عُمُرِهِ
6) Marji’ dlomir hanya makna bukan
lafalnya, seperti: قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلالَةِ
إِنِ امْرُؤٌ هَلَكَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ وَلَهُ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ وَهُوَ
يَرِثُهَا إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهَا وَلَدٌ فَإِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ
7) Marji’ dlomir berupa khobar dari Dlomirnya, seperti: إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا
8) Dlomirnya Mutsanna, tapi marji’
dlomirnya adalah pilihan antara dua, seperti : يَخْرُجُ
مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ
9) Marji’ Dlomir berhubungan erat
kata yang berdlomir, seperti : لَمْ
يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا
10) Marji’ dlomir berupa lafadz dan
Marji’ Dlomir berupa makna digunakan sekaligus, seperti : وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ
وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
B. Tankir
Fungsi tankir, diantaranya:
1) Menunjukkan arti Satu,
seperti: وََجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَى
2) Menunjukkan macam,
seperti: وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ
3) Menunjukkan macam dan
makna sekaligus, seperti: وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ
4) Mengagungkan (membesarkan atau
memulyakan), seperti: فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ
5) Menunjukkan arti banyak,
seperti: إِنَّ لَنَا لَأَجْرًا
6) Menunjukkan makna Keagungan dan
banyak sekaligus, seperti: وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ
مِنْ قَبْلِكَ
7) Meremehkan, seperti: مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ
8) Menunjuukkan sedikit, seperti: وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً
فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ
C. Ta’rif
Ta’rif dalam al-qur’an bermacam-macam dan juga mempunyai
fungsi masing-masing:
1) Dlomir, sesuai keadaan, baik
mutakallim, mukhotob maupun ghaib
2) Nama (‘Alam)
a) Menyatakan (memastikan) pemilik
nama itu kepada pendengar dengan menyebutkan nama khasnya, seperti: قل هو الله أحد
b) Memulyakan, seperti: كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ
إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ
c) Merendahkan, seperti: تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
3) Isyaroh
a) Menunjukkan posisi musyar
ilaihnya dekat, seperti: هَذَا خَلْقُ اللَّهِ فَأَرُونِي مَاذَا
خَلَقَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ
b) Menunjukkan bahwa Musyar
Ilaihnya jauh, seperti: وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
c) Merendahkan, dengan menggunakan
Isim Isyaroh yang bermakna dekat, seperti: وَمَا
هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ
d) Memulyakan, dengan menggunakan
Isim Isyaroh yang bermakna jauh, seperti: ذَلِكَ
الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيه
e) Menegaskan bahwa Musyar Ilaih
sangat layak sesuatu yang disebutkan sesudahnya, seperti: أُوْلَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُوْلَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ
4) Maushul
a) Tidak pantas disebut namanya,
baik karena merendahkan atau karena menutupinya atau karena sesuatu yang lain,
seperti: وَالَّذِي قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَكُمَا, atau وَرَاوَدَتْهُ
الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ
b) Menunjukkan arti Umum, seperti:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ
سُبُلَنَا
c) Meringkas, seperti: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَكُونُوا كَالَّذِينَ
آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا
5) Al
a) Menununjukkan sesuatu yang
telah diketahui karena telah disebutkan, sepertI: مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ
الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ
b) Menunjukkan sesuatu yang sudah diketahui
menurut akal, seperti: لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ
إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
c) Menunjukkan sesuatu yang
diketahui bersamaan dengan kejadian tersebut, seperti: الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
d) Mencakup semua satuan atau
individu, fungsi ini diketahui dengan adanya pengecualian yang jatuh
sesudahnya, seperti: إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
e) Mencakup semua keistimewaan
suatu hal atau satuan, seperti: ذَلِكَ
الْكِتَابُ
f) Menerangkan Esensi, Hakika dan
Jenis, seperti: وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ
حَيٍّ
Pengulangan Kata
1) Jika keduanya Ma’rifat, maka
pada umumnya yang dimaksud dari kata kedua adalah yang pertama, seperti: اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ, صِرَاطَ الَّذِينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
2) Jika keduanya Nakiroh, maka
pada umumnya maksud dari kata yang kedua berbeda dengan yang pertama, seperti: اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ
مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً
3) Jika pertama Nakiroh dan kedua
Ma’rifat, maka yang dimaksud dari yang kedua adalah yang pertama, sepert: كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا, فَعَصَى
فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ
4) Jika pertama ma’rifat dan ke
dua nakiroh, maka tergantung Qarinah, terkadang keduanya berbeda, seperti: وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ
مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ , dan
terkadang sama, seperti: وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا
الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ, قُرْآنًا عَرَبِيًّا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar