“ngalap barokah”
adalah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga para santri, siswa madrasah,
ustad, dan guru-guru madrasah. Kata yang sering dijadikan alasan dalam
melakukan segala sesuatu yang bermanfaat dalam hidup mereka.
Ketika ditanya kenapa seorang santri bersedia membenarkan posisi sandal seorang kiyai tanpa perintah,
pasti alasannya tidak lain
adalah “ngalap barokah”, begitu juga ketika seorang guru di
sebuah madrasah ditanya akan alasannya bersedia mengajar di sebuah madrasah
yang mungkin bisyarahnya (gaji yang diperhalus) tidak sebanding dengan
kelelahan yang diperoleh pasti mereka menggunakan kata “ngalap barokah”
sebagai alasan yang menurut mereka sangat pas dan pantas.
“Ngalap Barokah”
berasal dari dua kata yakni “ngalap” dari bahasa jawa yang
berarti “mengambil” dan “mencari”. kata “barokah” berasal dari bahasa arab yang berarti “bertambah”,
selain ungkapan “ngalap barokah”, terkadang banyak juga
ditemukan ungkapan “tabarruk” atau “tabarrukan” yang
jika diartikan ke dalam bahasa arab juga bersesuaian makna dengan kata “ngalap
barokah”.
Adapun “Barokah” menurut Istilah para
ulama’ diantaranya sebagi berikut:
1. Pemberian yang
melebihi ukuran kebutuhan (As-Sya’rawi)
2. Suatu kebaikan yang
banyak dan tetap (Abd Razaq ibn Abd Muhsin Al-Badar)
3. Kebaikan yang
banyak dan bagus yang tidak akan hilang (Durus Al-Istidzkar fi Ma’ani al-Adzkar)
4. Kebaikan yang
diberikan oleh Allah kepada sebagian makhluknya (Al-Muhadlarah al-mufrighah)
5. Kebaikan yang
berasal dari Allah yang selalu bertambah (Tafsir Al-Khazin)
Melihat beberapa definisi diatas bisa kita simpulkan
bahwa barokah adalah “Suatu kebaikan yag diberikan oleh Allah kepada
hamba-Nya dan kebaikan tersebut tidak akan hilang serta akan selalu bertambah”.
Ada beberapa hal yang Allah telah menjadikannya barokah,
sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah:
1.
Al-Qur’an
sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-An’am ayat 6 :
أَلَمْ
يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي
الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ
مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ
وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آَخَرِينَ
Surat Al-An’am ayat 155 :
وَهَذَا كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Surat Al-Anbiya’ ayat 50 :
وَهَذَا ذِكْرٌ
مُبَارَكٌ أَنْزَلْنَاهُ أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ
Surat Shad ayat 29:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ
إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُواْ الْأَلْبَابِ
Diantara Barokah yang bisa diperoleh dari membaca Al-Qur’an adalah:
(a) memberi petunjuk kepada Ummat Manusia
(b) Menjadi Obat Jasmani dan Rohani
(c) Menjadi Panutan dalam berakhlaq al-karimah
(d) Menjadi Dzikir bagi Orang-orang yang berfikir
(e) Menjadi Peringatan bagi Ummat Manusia
2.
Para Nabi da Rasul
Sebagaimana Hadits Nabi :
أصاب الناس مخمصة
فقال لي رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: هل من شيء؟ فقلت: نعم شيء من التمر في
المزود. قال: فآتى به. فأدخل يده فأخرج قبضة فبسطها ودعا بالبركة. ثم قال: ادع
عشرة فأكلوا حتى شبعوا، ثم عشرة كذلك حتى أطعم الجيش كلهم وشبعوا. وقال: خذ ما جئت
به وأدخل يدك واقبض منه ولا تكبه، فقبضت على أكثر ما جئت به فأكلت منه وأطعمت حياة
رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم وأبي بكر وعمر إلى أن قتل عثمان فانتهب مني فذهب.
3.
Orang-orang Alim dan Orang-orang
Shaleh
البركة مع أكابركم
Al-Munawi menjelaskan pengertian akabir di sini adalah
Orang-orang yang berilmu, orang orang yang shaleh atau orang-orang yang lebih
tua dengan cara memulyakan dan menghormati mereka.
Orang Alim mempunyai barokah dari Ilmunya ketika
diajarkan dan diamalkan sehingga bisa bermanfaat bagi orang banyak, begitu juga
orang Shaleh akan selalu berbuat baik dan selalu melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain, dan keduanya juga bisa mendo’akan orang lain, sehingga
banyak masyarakat yang mencari barokah dari mereka dengan berharap mendapatkan
dari do’a mereka.
Ada beberapa perbedaan pendapat apakah Orang Alim dan
orang Shaleh yang sudah meninggal bisa memberikan barokah ketika dia telah
meninggal dunia dengan mendatangi kuburan mereka, ada pendapat yang mengatakan
bahwa karena kuburan Orang Alim selalu dikelilingi olah malaikat-malaikat
sehingga ketika ada seseorang berdo’a di sekelilingnya, maka do’a tersebut akan
mudah terkabul, karena Majlis yang dikeliligi malaikat adalah Majlis yang
barokahdan diridloi oleh Allah SWT. Namun ada beberapa pendapat yang dipelopori
Oleh Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa Barokah yang dimiliki oleh seorang Alim
dan Orang Shaleh hanya ketika mereke masih hidup. Wallahu A’lam
4.
Air Zam-zam
Sebagaimana Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
إنها مباركة إنها طعام طعم
5.
Makanan yang Halal
Pada setiap Makanan yang halal pasti mempunyai barokah, sampai-sampai Nabi
memerintahkan untuk menjilati jari-jarinya sehingga tidak ada sisa makanan yang
tertinggal, karena tidak diketahui di bagian manakah barokah itu berada,
sebagaimana Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir RA :
إن الشيطان يحضر
أحدكم عند كل شيء من شأنه حتى يحضره عند طعامه فإذا سقطت من أحدكم اللقمة فليمط ما
كان بها من أذى ثم ليأكلها ولا يدعها للشيطان فإذا فرغ فليلعق أصابعه فإنه لا يدري
في أي طعامه تكون البركة
6.
Air Hujan
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Qaf ayat 9:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ
مَاءً مُبَارَكًا
7.
Ka’bah
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Alu Imran ayat 96:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ
لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا
8.
Sahur
Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhar dari Anas RA:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
9.
Habbah as-Saudah
الحبة السوداء هى حبة البركة )جلال الدين السيوطى فى جامع الأحاديث)
10.
Berkumpulnya
Orang Muslim
Dsebutkan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari Salman
Al-Farisi:
البركة في ثلاثة في الجماعة
أو الثريد والسحور
Selain
barokah di atas, masih ada barokah yang lain seperti barokah yang berhubungan
dengan waktu dan tempat: Adapun barokah dari waktu adalah seperti Bulan
Ramadlan, 10 Dzul Hijjah, Muharram dan Hari Jum’at, adapun barokah yang
berhubungan dengan tempat, seperti Ka’bah, thur Sinai, Masjid Al-Aqrha Dan Masih
banyak barokah-barokah yang lain.
Nabi mengajarkan
kita untuk mengharapkan barokah dalam setiap hal yang kita lakukan, sehingga
Nabi pernah bersabda tentang keutamaan Basmalah dalam Hadits yang diriwayatkan
oleh An-Nasa’i dari Abu Hurairah:
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه بحمد الله فهو أقطع
yang
dimaksud dengan أقطع di
atas adalah terputus dari Barokah.
Sehingga,
kesimpulan dari Tulisan di atas adalah bahwa Barokah bisa diperoleh dari segala
macam perbuatan baik yang dilakukan karena Allah, karena memang makna Barokah
sendiri adalah Kebaikan dari Allah yang selalu bertambah. Semoga Allah
senantiasa memberikan Rahmat, Hidayah serta Inayahnya kepada kita semua,
sehingga kita masih diberi kesempatan untuk mencari Ilmu demi memperoleh
Ridlanya dan akhirnya kelak bisa bertemu dengan-Nya Dzat yang Maha Indah di
Surga yang telah dijanjikan-Nya. Amin…..
Turab
al-Aqdam
Zen
(Santri
PP. Matholi’ul Anwar)